5/12/2007

Bahtera Bunga

Tlah mekar kuncup kembang kamboja
Melangkah lirih penuh sempurna
Berputik cerah memutih warna
Walau hadir ditempat nista

Lama sudah engkau berbunga
Dahan mentah berdaun fana
Ranting kering retak tak tertempa
Namun hadir penuh cahaya

Sekali kemudian engkau merekah
Tanpa terpetik tangan durjana
Tapi tetap ada anuraga yang mengada
Dimana dikau bertempat ada

Kemana kau melempar sauh tempat bercumbu
Saat layar sobek itu tergulung ditiang yang mengangkasa
Bersamaan dengan batu karang yang menjaga
Berdebur buih dan ombak pantai tak berwarna
Berteman camar yang terbang dengan sayap kecilnya
kau berkata "ini kita lalui bersama"

2/24/2007

Aku Disini

Ditepi sebuah danau
Diantara lautan
Bersebrangan dengan hutan
Disana kau ku tunggu

Sebelum mentari berganti
Sebelum kerin embun didahan
Seperti perahu yang terombang ombak dilautan
Layaknya kicau burung kala pagi
Aku menantimu

Walau susah sungguh aku bertahan
Meski pegal kesal yang ku rasakan
Aku berdiri
Diatas segepok tumpukan ilalang dan pari
Bersama mimipi, asa dan harapan yang tentu pasti
Aku menari
Berselendang sutra
Bergending asmara
Berpola dan bernada
Aku disini berdiri menanti

Sensasi Bir Jawa

Anda mengingkan bagaimana rasanya menjadi seorang raja. Mungkin anda harus mencoba merasakan bir jawa. bir java merupakan sejenis minuman yang sering dinikmati oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Biasanya, pada sore hari, Sri Sultan Hamengku Buwana VIII kadang-kadang hanya makan makanan kecil saja, seperti pisang, keju, roti kering, atau roti sobek, sambil minum bir Jawa.

Bir jawa sendiri terbuat dari rebusan jahe, batang serai, cengkeh, kayu manis, mesoyi, daun pandan, gula, air, dan air jeruk nipis. Selain untuk menghangatkan bandan bir ini ternyata sangat berguna untuk kesehatan. Ini tak lepas dari kegunaaan dari cengkeh yang dapat menghilangkan bau nafas tak sedap dan jeruk nipis yang dapat melangsingkan badan dan mengobati tekanan darah tinggi.

Terdapat cara yang cukup unik untuk menyajikan bir jawa ini, yaitu dengan menuangkan bir pada gogok dari kaca atau kristal yang kemmudian ditutup dengan sejenis tutup teko yang terbuat dari emas 28 karat. Sedangkan gelas yang digunakan untuk minum bir Jawa terbuat dari emas 18 karat. tahap selanjutnya gelas dan gogok diletakkan pada baki yang juga terbuat dari emas. Dan bir ini lebih nikmat diminum pada waktu sore hari, hal ini dikarenakan udara yang mulai dingin, seperti halnya kanjeng Sultan Hamengku Buwana VII. Bagaimana anda tertarik mencobanya?.*****

2/01/2007

PERJALANAN

Diantara malam terus menyisakan siang
Walau itu cuman sebentar
Diantara kelam selalu terang berbayang
Meski tetap buram

Maka jangan paksakan.........
Semua tetap akan berjalan....
Menuju ke sebuah titik penantian...

MENGEMBARA SEPI

Biarkan ia pergi
Jangan Pernah bersesal hati
Relakan ia beranjak
Langkahkan kaki menginjak bumi

Lepaskan ia mengembara
Menembus waktu melewati udara
Simpan tangis sepimu
Biarkan, relakan
karena kau tak pernah ditingggalkan

Memang rindu sangat yang kau dera
Dan kecemasan terus menyala
Biar demi semua yang telah berlalu bersama.

1/21/2007

Tokk...Tokkk

Tokk...Tokkk
Ku dengar suara pintu terketuk
Merayap melewati udara berhembus sampai telinga
Tanpa batas
Tanpa utas

Tokk...Tokkk
Ku dengar suara memanggil meminta
Bersama desah suara menndera
Lewat dinding
Melalui Ruang waktu

Kemudian terlihat bayang di sisi jendela
Sepasang mata mengerayangi rupaku
Menatap membedah raga
Tidak itu terpuaskan untukmu?

Sudahlah masuk saja engkau kemari
Tak kan ada yang mendengar atau melihatmu disini
Maka tak perlu pintu itu terbuka
Dan tak usah kau telongokan mata kearah jendela
Aku tlah menunggu dirimu
Disini aku terbaring...

12/23/2006

Selamat hari Ibu

MAKASIH ATAS SEMUA KASIH SAYANG YANG PERNAH KAU BERIKAN KEPADAKU



Tak Perlu Itu


Sudah jangan kau pandangi aku
Palingkan saja muka dari romanku
Karena cukup sekali kau lihat
Dan sila dirimu pergi

Sudah tak perlu kau tanya tentang aku lagi
Hanya buang waktu
Karena sang kala tak mau menunggu
Kemudian ku biarkan dirimu menjauh

Sudah jangan kau tangisi diriku
Aku rasa tak perlu itu
Bukan karena aku tak mau
Tapi itu tak pantas bagiku

Biar semua ini hilang
Tengelam...........
Hanya itu cerita pernah terbilang..***

Jangan Kau Bertanya


Irama mengalun, menyiram padang kegersangan
Membujuk, menebar perangkap fatamorgana
Membisik, memelas penuh wangi cempaka
Berdahan dan beranting rapuh tegak disana

Untuk kesia-siaan yang terjaga
Bagi kepalsuan yang termuliakan
Dan bagi ketenangan yang terbuang
Aku meratap, menagisi penuh harap

Bila hujan tak lagi menyejukan
Bila mentari tak lagi menghanngatkan
Dan malam yang terus kelam
Aku merindu, bertapalbatas nestapa
Bertikar duri derita

Lalu biar semua burung mengigau saat pagi
Laksana musik yang terus berdendang
Lepaskan saja pukulan genderang
Kemudian hempaskan

Dan...
Apa guna singasana tanpa pualam
Entah emas yang terbungkus kotoran
Ya.. Biarkan
Tak perlu engkau berkata "Aku tak suka!"
Karena bukan itu yang ku minta...****