10/17/2006

Berbicara atau Berpendapat, Siapa Yang Punya?

Bagian#1(Bersambung)

Dalam bukunya, O'Conroy, sang profesor ini menceritakan salah satu pengalaman yang mengharukan dari seorang perempuan Jepang. Ditulisnya dalam buku tersebut "saya tidak dapat melupakan pengalaman saya pertama kali, tatkala saya menyaksikan seorang anak perempuan, pengantin baru, duduk dimuka pintu kamar tidurnya, menunggu suaminya memanggil dia dengan tepukkan tangannya. Ia baru berumur enambelas (16) tahun, mengira telah mendapatkan sebuah keberuntungan besar, karena mendapatkan suami yang agak kaya. Ia baru menikah seminggu, tatkala suaminya datang dengan membawa seorang perempuan lain (maaf- pelacur-) kerumahnya. Ia diperintahkan oleh suaminya untuk meyediakan tempat-tidur dan menunggunya di depan pintu. Ia (perempuan itu) mengoyangkan badannya ke depan dan ke belakang, merintih, seluruh badannya bergetar, dan mengigil. Ia menggenggamkan tangannya hingga kaku, dan tiap kali ia menundukkan tubuhnya ke depan, dipukul-pukulkanlah kepalanya ke papan. Tampaknya ia seperti mau memukulkan keluar pikiran-pikiran yang ada dalam kepalanya kepada saya. Tiba-tiba, mengalirlah airmata yang menetes melalui pipinya. Ia mengigit-gigit bibir mungilnya supaya tidak berteriak, dan darah segar pun mengalir dari ujung mulutnya, lalu diambil pucuk kimononya, dan diputar-putar di dalam tangannya. Kemudian ia masukan pucuk kimono tersebut ke dalam mulutnya supaya tak terdengar rintihan kesedihan hatinya. Setelah lama, sekitar setengah tahun lamanya saya tidak mengunjungi atau berjumpa dengan perempuan tersebut, terlihat dia duduk tenang sambil membaca koran dan tatkala ia melihat saya, berdirilah ia sesudah itu memanggutkan kepalanya secara biasa dan penuh kesopanan, lalu menyongsong kedatangan saya dan mengucapkan selamat datang dengan roman penuh senyum walaupun didalam kamarnya, suaminya sedang bersama perempuan lain (maaf- pelacur). Satu hal yang selama ini harus ketahui bahwa ia telah belajar, belajar, dan terus belajar bahwa kewajiban dia sebagai perempuan dan isteri adalah MENURUT" (dikutip dari buku Soekarno yang berjudul "Sarinah").

Tersebutlah nama Lilith, seorang setan perempuan dalam mitologi Yahudi. Lilith dalam mitologi Yahudi digambarkan sebagai setan perempuan yang terbang pada waktu malam untuk mencari bayi yang baru lahir maupun anak-anak dengan cara menculik ataupun melarikan anak-anak tersebut. Setan perempuan bernama Lilith ini, juga tidur dengan laki-laki untuk memperoleh keturunan atau bayi-bayi yang akan menjadi anak-anak setan. Sebenarnya Berdasarkan mitologi tersebut, Lilith merupakan isteri pertama dari Adam, Tuhan menciptakan mereka sebagai saudara kembar yang berdempetan punggung. Namun, Lilith meminta sejajar dengan Adam dan karena hal ini tidak disetujui maka dia meninggalkan Adam dengan penuh kemarahan. Setelah meninggalkan Adam berdasaarkan cerita tersebut, Lilith bersenggama dengan setan (iblis) yang kemudian melahirkan jin-jin yang kejam. Dalam versi lain, mengatakan Lilith menolak berada dibawah pada saat melakukan persetubuhan dengan Adam karena dianggapnya sebagai bentuk dominasi laki-laki. Dia mengutuk Adam dan kembali ke rumahnya, Laut merah. Kemudian Tuhan mengirim tiga malaikat Sanvi, Sansanvi, dan Samangelaf untuk menjuemput Lilith namun Lilith menolaknya. Karena itulah Tuhan kemudian menciptakan Eve (hawa), seorang isteri yang PATUH.

Terdapat dua hal berbeda dari cerita diatas. Sebuah perbedaan yang kontras diantara keduanya. Cerita pertama memperlihatkan bahwa seorang perempuan harus patuh, menurut kepada suaminya tanpa pengecualian. Ia seakan-akan (lebih tepatnya sebenarnya) tidak boleh mengungkapkan pendapatnya mengenai apapun itu (tentang kelakuan suaminya, ataupun lain sebagainya) karena sepertinya sudah takdir dia untuk menuruti suaminya tanpa penolakan. Sedangkan cerita yang kedua walaupun hanya berbentuk mitologi, sebenarnya bentuk dari seorang perempuan yang berusaha untuk menyuarakan haknya. Lilith menolak dominasi yang dilakukan Adam (laki-laki) walaupun hanya dalam persetubuhan dan ia lebih baik meninggalkan Adam yang merupakan suaminya karena tidak terakomodir oleh Adam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home