6/07/2006

Surat Dari Pinggir Kota

Dear freinds....

Biarkan aku mulai bercerita. Walau terdenger seperti mengerutu ataupun mengeluh.. Biarkan dan dengarkan saja. Mungkin terasa aneh jika kau membacanya dan terasa tak perlu untuk menanggapinya. Tapi bagiku sudah cukup senag bila aku hanya didengar ataupun kau baca pesanku.

Aku tak tahu apakah sebuah takdir itu dirangkai oleh banyak jejaring kebetulan yang menjadikannya sebuah keniscayaan. Atau mungkinkah sebuah takdir berjalan melalui rel yang ditetapkan oleh-Nya ?. Tanpa ada jalan lain yang harus dilaluinya? Tanpa ada cabang lain yang terpilih diantaranya?

Jika, itu adalah kenyataan sebagai mana adanya. Maka apa arti kita ini berada kalau semua telah ditetapkan menurut rel yang ada?. Oleh karena itu masih pantaskah kita untuk bermimpi ? Karena semua telah ada takarannya.. Semua telah ada jalannya..

Untuk temanku yang hidup diataraku.....

Tak perlu kau tanggapi pertanyaan itu.. Tak pelu kau jawab itu.. Anggap hanya seorang yang bodoh menanyakan jalan yang telah dilaluinya bertahun-tahun.

Ohh...
Kurasa culup sudah aku menuliskan sebuah surat untuk-mu. Cukup dan kuharap engkau mempunyai cukup waktu untuk membalasnya...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home